Protein adalah salah satu nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah besar. Nutrisi ini bisa diperoleh dari makanan sehari-hari berupa daging atau protein hewani dan tanaman atau protein nabati. Lantas, apa perbedaan protein hewani dan nabati?
Secara garis besar, kedua jenis protein ini memiliki perbedaan dari segi komposisi di mana protein hewani terbilang lebih lengkap daripada protein dari tumbuh-tumbuhan. Meski begitu, keduanya sama-sama penting untuk menjaga kesehatan tubuh.
Untuk lebih memahami perbedaan protein hewani dan nabati beserta contoh makanannya, mari simak pembahasan lengkapnya di ulasan berikut ini.
Perbedaan Protein Hewani dan Nabati
Sederhananya, perbedaan protein hewani dan nabati terletak dari sumbernya. Protein hewani adalah nutrisi yang diperoleh dari bahan makanan lauk hewani. Sebaliknya, protein nabati adalah zat gizi yang berasal dari tanaman.
Dari segi kandungan gizinya, protein hewani dan nabati memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Berikut adalah beberapa hal yang menjadi perbedaan protein hewani dan nabati:
1. Kadar Asam Amino
Perbedaan protein hewani dan nabati yang paling signifikan adalah kandungan asam aminonya. Nutrisi ini merupakan struktur terkecil dari protein yang dibutuhkan oleh tubuh. Terdapat 20 jenis asam amino, termasuk asam amino esensial dan nonesensial.
Sumber protein hewani memiliki kadar asam amino esensial yang lebih lengkap jika dibandingkan protein nabati. Tubuh tidak dapat memproduksi asam amino esensial sehingga asupannya hanya bisa diperoleh dengan mengonsumsi sumber protein hewani.
Meski begitu, beberapa sumber protein nabati seperti quinoa dan kedelai juga memiliki kelengkapan asam amino esensial seperti sumber hewani.
2. Kandungan Vitamin dan Mineral
Kandungan gizi mikro yang terdiri dari vitamin dan mineral pada protein hewani dan nabati juga berbeda. Ragam gizi mikro pada protein hewani lebih banyak jika dibandingkan protein nabati. Beberapa di antaranya seperti pada tabel berikut:
Gizi Mikro |
Sumber Protein Hewani |
Sumber Protein Nabati |
Vitamin D |
Telur, produk susu, dan ikan berlemak. |
Jamur (tidak mudah diserap layaknya vitamin pada sumber hewani). |
Vitamin B12 |
Ikan, produk susu, daging sapi, dan daging unggas. |
- |
Zink (mineral) |
Makanan laut dan daging merah. |
Gandum utuh, kacang-kacangan, dan biji labu. |
DHA (Docosahexaenoic acid) atau asam lemak omega-3 |
Ikan berlemak. |
Alga. |
Zat besi jenis heme |
Daging kambing atau daging merah lainnya. |
Kacang-kacangan, lentik, biji-bijian, dan bayam (zat besi jenis nonheme). |
3. Kandungan Kolesterol dan Asam Lemak Jenuh
Kandungan lemak juga menjadi poin perbedaan protein hewani dan nabati. Sebagian besar sumber protein hewani mengandung kolesterol dan asam lemak jenuh, seperti pada daging merah. Hal ini berbeda dari protein nabati yang tidak memiliki kolesterol maupun asam lemak jenuh.
Dengan kata lain, terlalu banyak mengonsumsi sumber protein hewani dapat menimbulkan risiko penyakit jantung, seperti stroke dan gagal jantung. Meski begitu, Anda masih bisa mengonsumsi ikan sebagai alternatifnya.
Ikan merupakan sumber protein hewani yang rendah lemak jenuh dan tinggi asal lemak omega-3 di mana nutrisi ini penting untuk kesehatan jantung.
4. Kemampuan Membantu Menurunkan Berat Badan
Selain membantu mengontrol kadar kolesterol darah, protein nabati juga bermanfaat untuk menurunkan berat badan. Pasalnya, sumber protein nabati memberikan rasa kenyang yang lebih cepat dan lebih lama karena rendah kalori dan mengandung lebih banyak serat.
Dengan begitu, seseorang yang sedang menjalani diet dapat mengatur asupan kalorinya dan mengontrol kenaikan berat badan. Hal ini juga didukung oleh penelitian dalam JAMA Internal Medicine (2016) yang membuktikan berat badan pada sekelompok orang.
Kelompok orang yang mengonsumsi sumber protein hewani memiliki berat badan lebih tinggi daripada sekelompok orang yang mengonsumsi sumber protein nabati.
Baca juga: Cara Menghitung Kebutuhan Protein Harian dan Tips Memenuhinya!
Sumber Protein Hewani dan Nabati
Lantas, apa saja contoh sumber makanan yang mengandung protein hewani dan protein nabati? Berikut beberapa di antaranya:
Protein Hewani
Beberapa contoh protein hewani adalah sebagai berikut:
- Berbagai jenis telur.
- Produk susu, seperti keju, susu, dan whey.
- Unggas, seperti dari ayam, burung puyuh, dan kalkun.
- Daging merah, seperti dari kambing dan sapi.
Protein Nabati
Adapun contoh protein nabati dapat ditemukan dari tanaman maupun biji-bijian, seperti:
- Kacang polong.
- Kedelai.
- Rami.
- Kacang-kacangan.
- Lentil.
Protein Hewani vs Nabati, Mana yang Lebih Dibutuhkan?
Protein hewani dan nabati sama-sama memiliki kandungan nutrisi penting yang dibutuhkan tubuh untuk menjaga fungsinya tetap optimal. Hal yang perlu diperhatikan adalah mengonsumsinya dalam jumlah wajar dan dikombinasikan dengan kandungan gizi lainnya, seperti vitamin, mineral, dan karbohidrat.
Terlebih lagi, mengonsumsi sumber protein hewani secara berlebihan dapat menimbulkan risiko kesehatan jantung dan kolesterol. Oleh karena itu, jumlah asupan, jenis makanan, dan cara pengolahannya harus diperhatikan untuk mencegah masalah kesehatan.
Sebaliknya, sumber protein nabati dinilai lebih menyehatkan terutama untuk orang yang menjalani pola makan vegetarian. Seseorang yang perlu mengurangi asupan dagingnya juga bisa beralih ke konsumsi protein nabati, seperti tahu atau tempe.
Itulah beberapa hal yang menjadi perbedaan protein hewani dan nabati. Pada dasarnya, kedua jenis protein ini sama-sama menyehatkan dan bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Anda dapat memperoleh manfaat dari keduanya dengan mengombinasikannya secara seimbang.
Selain memenuhi kebutuhan nutrisi akan protein, memastikan tubuh senantiasa terhidrasi dengan baik juga sangat penting. Pastikan Anda minum air putih setidaknya 2 liter per hari atau setara 8 gelas untuk memenuhi kebutuhan cairan tubuh.
Untuk itu, pastikan AQUA DULU untuk menemani setiap aktivitas harian Anda dengan kesegaran mineralnya. Tidak semua air itu AQUA lho karena hanya AQUA yang menjaga kemurniannya mulai dari pertama kali diproses hingga ke tangan konsumen.
Air AQUA diambil dari tanah terdalam di 19 pegunungan terpilih di Indonesia untuk memastikan kualitasnya bebas dari pencemaran akibat aktivitas manusia. Hal itu pula yang membuat AQUA terasa dingin alami meski tidak didinginkan.
Keamanan dan kualitas AQUA juga telah dijamin dengan adanya sertifikat Halal, BPOM, dan SNI. Jadi, Anda tak perlu ragu dan khawatir lagi untuk mengonsumsinya setiap hari bersama keluarga.
Sebagai produk asli Indonesia, pastikan pilih #AQUADULU untuk membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh harian. AQUA 100% Murni, 100% Indonesia, dan 100% Halal.
Baca juga: 9 Fungsi Protein bagi Kesehatan & Rekomendasi Asupannya
Referensi: