Kehamilan merupakan momen istimewa yang dinanti kebanyakan pasangan khususnya perempuan sebagai calon ibu. Namun, selain membawa kebahagiaan dan sukacita, kehamilan juga diiringi oleh ketidaknyamanan seperti gejala morning sickness atau rasa mual bagi ibu hamil. Gejala mual saat hamil merupakan hal yang normal, selama frekuensinya masih di batas wajar. Gejala mual dan muntah juga menandakan keadaan kandungan bayi yang sehat. Menurut Dr. Jennifer Niebyl (Kepala Kebidanan & Ginekologi Universitas Iowa), setidaknya 90% perempuan merasakan mual sejak awal hingga bulan ke-empat masa kandungan. Namun tidak jarang pula ditemukan kasus di mana gejala mual ini berlangsung lebih lama, bahkan sepanjang masa kehamilan.
Penyebab Gejala Mual Saat Hamil
Banyak faktor yang melatarbelakangi gejala mual yang dialami ibu hamil. Hingga kini, para ahli belum berhasil menemukan penyebab pasti dari gejala tersebut. Namun, beberapa faktor yang kerap ditemukan pada ibu hamil di antaranya:
1. Peningkatan produksi hormon kehamilan (hCG)
Teori paling populer menjelaskan bahwa mual merupakan hasil dari reaksi tubuh terhadap hormon kehamilan yang disebut dengan human chorionic gonadotropin (hCG). Selama trimester pertama, tingkat produksi hormon ini akan meningkat. Peningkatan hormon yang diproduksi oleh plasenta ini lah yang diduga menyebabkan rasa mual pada ibu hamil [2].
2. Peningkatan kadar hormon estrogen
Selain hormon kehamilan atau hCG, masa kehamilan juga diiringi oleh peningkatan kadar estrogen. Peningkatan hormon ini dapat menyebabkan gejala mual.
3. Stres dan perjalanan yang berlebihan
Banyak studi menyatakan bahwa peningkatan stress emosional berbanding lurus dengan frekuensi gejala mual. Selain stress, kelelahan yang biasanya disebabkan oleh perjalanan yang berlebihan juga dapat memicu dan memperburuk gejala mual.
4. Perubahan pada sistem pencernaan
Selama masa mengandung, proses pencernaan menjadi lebih lambat serta otot menjadi lebih rileks. Hal ini menyebabkan makanan dapat bertahan lebih lama di perut, sehingga meningkatkan kemungkinan naiknya asam lambung ke kerongkongan dan menyebabkan mual dan rasa panas pada perut [3].
5. Peningkatan sensitivitas indera perasa dan penciuman
Masa kehamilan juga ditandai dengan meningkatnya sensitivitas terhadap rasa maupun bau. Makanan dengan rasa yang tidak disukai tentunya dapat dengan mudah mendorong rasa mual dan menyebabkan muntah. Selain itu, aroma yang terlalu intens seperti aroma makanan, asap rokok, hingga parfum juga dapat menjadi penyebab dari rasa mual.
Mengatasi Mual dengan Konsumsi Air Mineral
Penelitian membuktikan bahwa 2 dari 5 perempuan hamil di Indonesia ternyata masih kurang minum. Padahal ketika sedang hamil, tubuh ibu membutuhkan lebih banyak air demi membentuk cairan ketuban, memproduksi darah ekstra, membangun jaringan sel baru, membawa nutrisi, memperlancar pencernaan, serta membuang racun. Oleh karena itu, dehidrasi merupakan hal yang harus dihindari selama masa kehamilan [4].
Selain untuk menjaga hidrasi tubuh, mengkonsumsi air mineral menjadi salah satu cara tepat mengatasi gejala mual saat hamil. Berikut beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menjaga hidrasi tubuh sekaligus mengatasi gejala mual saat hamil [5]:
1. Delapan gelas air dalam sehari
Air mineral mengoksigenasi organ dan otot, sehingga mengurangi risiko kram, ketegangan, serta masalah sirkulasi saat hamil. Selain itu, jumlah konsumsi air yang diminum ibu hamil juga berpengaruh terhadap cairan ketuban, sehingga mempengaruhi kesehatan dan perkembangan kandungan. Delapan gelas air mineral dalam sehari merupakan jumlah yang dianjurkan untuk dikonsumsi.
2. Wajib minum sebelum dan sesudah makan
Meningkatnya indera perasa pada saat hamil merupakan salah satu faktor yang mendorong munculnya gejala mual. Untuk itu, ibu hamil disarankan untuk selalu mengkonsumsi air sebelum dan sesudah makan untuk menetralisir rasa yang telah dirasa oleh lidah.
3. Beberapa teguk sebelum pergi tidur
Tubuh akan mengalami dehidrasi setelah tidur selama 6 hingga 8 jam. Tipsnya untuk ibu hamil disarankan untuk selalu minum beberapa teguk air 10 menit sebelum waktunya tidur. Menjaga hidrasi tubuh selama tidur dapat meningkatkan efektifitas sistem pencernaan, sehingga dapat mengurangi keluhan mual saat hamil.
4. Pastikan suhu air tepat!
Minum air yang terlalu dingin maupun terlalu panas dapat meningkatkan risiko sakit pada perut yang akhirnya mendorong gejala mual. Oleh karena itu, ibu hamil paling dianjurkan untuk mengonsumsi air mineral dengan suhu ruangan, yaitu sekitar 20°C.
Air Mineral yang Tepat untuk Ibu saat Hamil
Pada kenyataannya, dehidrasi merupakan salah satu konsekuensi nyata yang harus dihadapi ibu hamil ketika mengalami gejala mual hingga muntah. Peran air mineral menjadi krusial dalam mencegah maupun mengatasi gejala mual. Meskipun begitu, bukan hanya kuantitasnya yang penting, tapi kualitas air mineral juga perlu diperhatikan. Apa yang diminum ibu tidak hanya mempengaruhi kesehatan ibu tapi juga bayi.
Tidak semua air itu sama dan ibu perlu lebih cermat memilih untuk melindungi kesehatan keluarga khususnya calon buah hati.
AQUA bisa menjadi solusi hidrasi ibu hamil karena tiga perlindungan yang dimilikinya. AQUA melindungi ekosistem di sekitar sumber air, menjaga kealamian mineral terjaga, dan prosesnya dilakukan seksama. Mineral AQUA yang terlindungi membantu ibu hamil tetap terhidrasi tanpa rasa mual. Hal ini telah didukung oleh penelitian dari Home Tester Club Indonesia terhadap 207 ibu hamil, bahwa 9 dari 10 ibu setuju mengkonsumsi AQUA tidak menimbulkan rasa mual atau eneg. Dengan terhidrasi secara baik, ibu akan terhindar dari dehidrasi sehingga bisa tetap aktif dan produktif saat hamil.
Referensi: