Istilah helicopter parenting mungkin terdengar asing bagi sebagian orang, namun praktiknya cukup umum diterapkan oleh orang tua di Indonesia. Layaknya sebuah helikopter yang selalu mengudara di atas kepala, orang tua dengan jenis pola asuh ini memiliki kecenderungan untuk terus-menerus memantau dan mengendalikan setiap langkah anak-anak mereka.
Untuk mengetahui lebih detail tentang apa itu helicopter parenting, penyebab, dampak, dan cara mengatasinya, mari simak artikel ini hingga akhir.
Apa itu Helicopter Parenting?
Helicopter parenting adalah sebuah istilah untuk menggambarkan pola perilaku orang tua yang terlalu terlibat dan mengontrol setiap aspek kehidupan anak mereka. Orang tua dengan pola asuh ini cenderung mengatur segala urusan anak dengan tujuan untuk melindungi dan memastikan mereka selalu mendapat yang terbaik.
Meskipun niatnya baik, helicopter parenting dapat memiliki beberapa dampak negatif terhadap perkembangan anak, baik secara sosial, emosional, maupun kognitif. Hal ini karena orang tua yang memiliki pola asuh helikopter sering kali tidak memberikan ruang bagi anak mereka untuk mandiri. Hasilnya, anak dapat memiliki perilaku manja berlebihan dan kesulitan untuk mandiri, terutama ketika menginjak usia dewasa.
Penyebab Helicopter Parenting
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan perilaku helicopter parenting antara lain:
1. Ketakutan Orang Tua akan Kemungkinan Buruk
Setiap orang tua tentu merasa perlu untuk melindungi anak-anak mereka dari berbagai bahaya fisik, emosional, atau sosial. Namun, orang tua dengan pola asuh helikopter cenderung merasakan ketakutan berlebih dan berpikir bahwa anak mereka akan mengalami hal bahaya jika tidak dikontrol secara penuh.
2. Tekanan dan Ekspektasi Sosial yang Tinggi
Di lingkungan yang kompetitif, kebanyakan orang tua berlomba untuk memastikan anak mereka unggul dalam segala hal, khususnya dalam bidang pendidikan dan prestasi. Hal inilah yang kemudian mendorong orang tua untuk terlibat sangat jauh dalam kehidupan anak mereka, bahkan pada tahap memilihkan bidang pendidikan atau pekerjaan yang sama sekali tidak disukai sang anak.
Baca juga: 10 Faktor yang Memengaruhi Tumbuh Kembang Anak
3. Kurangnya Kepercayaan pada Anak
Beberapa orang tua mungkin meragukan kemampuan anak-anak mereka untuk mengatasi tantangan atau mengambil keputusan sendiri. Hal inilah yang mendorong mereka mengambil alih secara penuh kehidupan anak dengan harapan meminimalkan risiko bahaya maupun kegagalan.
4. Pengalaman Pribadi dan Model Perilaku
Pola asuh yang diterapkan orang tua sering kali dipengaruhi oleh pengalaman pribadi mereka atau cara mereka dibesarkan. Jika mereka dibesarkan dalam lingkungan yang melindungi dan mengontrol secara berlebihan, mereka akan cenderung menerapkan pola asuh yang sama pada anak-anak mereka.
Dampak Negatif Helicopter Parenting Terhadap Anak
Meskipun dilakukan dengan niat yang baik, helicopter parenting dapat memiliki dampak negatif terhadap anak-anak. Berikut penjelasan detailnya.
1. Ketergantungan yang Berlebihan
Anak-anak yang dibesarkan dalam lingkungan helicopter parenting cenderung mengandalkan orang tua mereka dalam segala hal, termasuk menyelesaikan tugas, menangani masalah, atau mengambil keputusan. Kecenderungan ini terbentuk karena sejak kecil, mereka tidak dibiasakan atau tidak diberi kesempatan untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan tersebut.
2. Kurangnya Kemampuan Mengambil Keputusan
Anak-anak yang selalu diarahkan oleh orang tua dalam setiap keputusan besar dan kecil mungkin tidak memiliki kesempatan untuk mengembangkan kemampuan pengambilan keputusan yang baik.
Oleh karena itu, mereka cenderung kesulitan untuk mengevaluasi opsi, mempertimbangkan konsekuensi, dan memilih tindakan yang tepat jika tidak didampingi oleh orang tua. Hasilnya, anak akan sangat kesulitan ketika harus membuat keputusan sendiri di masa depan.
3. Memiliki Kepercayaan Diri yang Rendah
Anak-anak yang terlalu diatur dan dikontrol cenderung memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Mereka akan sering merasa tidak mampu mengambil risiko atau menghadapi tantangan apabila tidak disertai dengan campur tangan orang tua. Dengan demikian, helicopter parenting dapat menghambat perkembangan rasa percaya diri dan keberanian anak untuk menghadapi situasi yang menantang.
Baca juga: 9 Cara Menjaga Kesehatan Tubuh Anak Agar Tidak Sakit
4. Stres Emosional
Tekanan untuk memenuhi ekspektasi orang tua yang tinggi atau rasa takut untuk membuat kesalahan dapat menyebabkan stres pada anak. Anak-anak akan sering merasa terbebani oleh harapan tersebut sehingga mereka selalu berusaha tampil sempurna. Jika tekanan ini terjadi dalam jangka waktu panjang, anak berisiko mengalami gangguan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi.
Cara Mengatasi Helicopter Parenting bagi Orang Tua
Bagi orang tua, berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk menghindari atau meminimalkan helicopter parenting:
- Berikan anak kesempatan untuk mengambil tanggung jawab dan membuat keputusan sendiri, mulai dari hal-hal kecil, seperti menyelesaikan tugas rumah hingga memilih kegiatan ekstrakurikuler. Jangan lupa, dukung mereka dalam menghadapi konsekuensi dari keputusan tersebut.
- Biarkan anak mengalami kegagalan karena kegagalan adalah salah satu cara terbaik untuk belajar. Oleh karena itu, biarkan anak mengambil risiko dan belajar dari kesalahan mereka sendiri.
- Selalu beri dukungan dan bimbingan. Meskipun penting untuk melatih anak belajar mandiri, jangan lupa untuk tetap mengawasi dan memberi mereka nasihat-nasihat yang membangun.
Demikian penjelasan mengenai helicopter parenting, mulai dari definisi, penyebab, dampak, dan cara mengatasinya. Memang wajar apabila sebagai orang tua, Anda selalu menginginkan yang terbaik untuk anak.
Namun, memahami batasan mengenai hal-hal yang dapat Anda campuri juga sangat penting. Misalnya, Anda dapat memberikan anak kebebasan untuk mengatasi tantangan mereka sendiri sambil tetap memberikan dukungan, bimbingan, dan fasilitas yang diperlukan.
Sebagai orang tua, salah satu cara terbaik untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak adalah dengan memastikan mereka memiliki akses ke kebutuhan dasar yang penting, seperti air minum yang berkualitas.
Sebagai salah satu produsen air mineral yang telah dipercaya masyarakat Indonesia selama puluhan tahun, AQUA 600 ml menjadi pilihan terbaik untuk memenuhi kebutuhan air minum anak Anda dalam segala aktivitas, baik itu ke sekolah, ke tempat les, dan sebagainya.
Selain membantu memenuhi kebutuhan cairan tubuh, sering membeli AQUA juga memberikan Anda kesempatan untuk menikmati liburan gratis ke berbagai destinasi di Indonesia melalui Program AQUA 100% Murni 100% Petualangan Indonesia.
Program ini berlangsung dari 29 Mei hingga 30 September 2024. Untuk ikut serta, Anda hanya perlu membeli produk AQUA lalu mengirimkan foto bukti pembelian melalui WhatsApp resmi AQUA di nomor 087878700048.
Tunggu apa lagi? Ayo, ikuti programnya sekarang dan nikmati liburan bersama buah hati tersayang!
Baca juga: 10 Cara Merawat Tubuh Agar Tetap Sehat, Bersih, dan Bugar
Referensi:
- Apa Itu Helicopter Parenting? Contoh, Efek & Cara Menghindarinya - Buka