Diet vegetarian adalah pola makan yang hanya mengonsumsi produk nabati, seperti sayur-sayuran, buah, dan protein nabati.
Menjalankan diet vegetarian tidak semata-mata membatasi konsumsi produk hewani, namun juga tentang menggantinya dengan beragam makanan nabati yang kaya akan nutrisi.
Oleh karena itu, terdapat beberapa jenis diet vegetarian yang bisa dipilih sesuai tujuannya, seperti mengontrol berat badan hingga menurunkan risiko diabetes tipe 2.
Yuk, simak apa saja jenis-jenis diet vegetarian dan bagaimana cara memulainya di ulasan berikut ini.
Jenis-Jenis Diet Vegetarian
Meskipun definisi diet vegetarian adalah mengonsumsi produk nabati, seperti sayur dan buah-buahan, beberapa jenis diet ini masih memasukkan produk hewani ke dalam makanannya.
Beberapa jenis diet vegetarian yang dapat diterapkan adalah sebagai berikut:
1. Vegetarian Lacto
Diet vegetarian lacto masih memungkinkan untuk konsumsi susu dan produk olahannya, seperti mentega, yoghurt, keju, es krim, dan krim.
Namun, Anda tidak boleh mengonsumsi telur dan segala jenis daging, mulai dari daging ayam, sapi, ikan, maupun kambing.
2. Vegetarian Ovo
Jenis diet vegetarian ovo memiliki larangan yang hampir sama seperti vegetarian lacto. Namun, diet ini tidak mengizinkan konsumsi susu dan produk olahannya.
Sebaliknya, seseorang yang menjalani diet ini dapat memasukkan telur ke dalam menu makannya selain buah dan sayur-sayuran.
3. Vegetarian Lacto-Ovo
Diet vegetarian lacto-ovo adalah gabungan dari keduanya. Kata "lacto" sebenarnya mengacu pada susu sapi dan produk turunannya, sedangkan "ovo" berarti telur.
Dengan kata lain, diet ini memungkinkan seseorang mengonsumsi telur, susu, dan produk olahannya. Namun, larangan konsumsi daging dan ikan masih berlaku pada diet ini.
4. Diet Fleksitarian
Bagi yang baru memulai menjadi vegetarian, diet fleksitarian dapat menjadi pilihan paling mudah. Pasalnya, diet ini terbilang lebih fleksibel dibandingkan jenis diet vegetarian lainnya.
Anda masih diizinkan mengonsumsi makanan dari produk hewani dalam porsi kecil. Intinya adalah porsi konsumsi makanan dari produk nabati harus lebih besar daripada produk hewani.
Selain itu, diet fleksitarian juga memasukkan susu dan produk olahannya ke dalam menu makanan yang boleh dikonsumsi.
Baca juga: Apa Itu Flexitarian? Panduan Pola Makan dan Manfaat
5. Diet Pescatarian
Kata "pesce" berasal dari bahasa Italia yang bermakna ikan. Dengan kata lain, diet pescetarian memperbolehkan konsumsi ikan selain mengonsumsi buah dan sayur-sayuran.
Namun, konsumsi daging maupun olahannya tetap menjadi larangan dalam program diet pescetarian.
6. Raw Vegan
Jenis diet vegetarian selanjutnya adalah raw vegan yang mengonsumsi makanan tanpa dimasak.
Hal ini bertujuan untuk merefleksikan kebiasaan orang dulu sebelum digunakannya api untuk memasak.
Pasalnya, sebagai besar mineral dan vitamin dalam sayur maupun buah akan lebih terjaga jika tidak dipanaskan. Namun, pastikan Anda sudah membersihkannya sampai bersih sebelum dikonsumsi.
7. Diet Vegan
Jenis diet vegetarian ini tergolong yang paling sulit dilakukan untuk pemula. Pasalnya, Anda hanya boleh mengonsumsi makanan dari produk nabati.
Beberapa di antaranya, seperti kacang-kacangan, tahu, tempe, buah, dan sayur-sayuran. Semua jenis daging, telur, ikan, susu, dan produk olahannya tidak boleh dikonsumsi.
Bahkan sejumlah orang memilih untuk tidak mengonsumsi madu karena berasal dari lebah (produk hewani).
Manfaat Diet Vegetarian
Ada beragam manfaat diet vegetarian, terutama jika diterapkan dengan baik dan sesuai anjuran untuk meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Beberapa manfaat yang diperoleh dari diet vegetarian adalah menjaga berat badan ideal dan mengurangi risiko penyakit berbahaya, seperti tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan kanker usus besar.
Baca juga: 5 Perbedaan Vegan dan Vegetarian yang Jarang Diketahui
Cara Diet Vegetarian yang Sehat
Ada beberapa cara diet vegeratian yang bisa diterapkan untuk mencapai tujuan, seperti memulainya secara bertahap. Berikut penjelasan lengkapnya:
Mulai secara Bertahap
Penting untuk menjalani diet vegetarian secara bertahap. Hal ini membantu Anda beradaptasi pada menu-menu vegetarian.
Misalnya, mulai dengan menghindari konsumsi produk hewani pada hari tertentu di setiap minggunya. Jika sudah terbiasa, tingkatkan frekuensinya menjadi satu minggu dalam sebulan.
Anda juga dapat berlatih dengan memilih jenis diet vegetarian yang paling mudah, seperti diet fleksitarian.
Pelajari Menu Vegetarian
Salah satu kendala menjalani diet vegetarian adalah variasi makanan yang tidak beragam. Padahal, Anda dapat menemukan beragam menu menarik melalui buku atau internet.
Pilih menu yang sesuai selera Anda. Semakin bervariasi menunya, maka semakin besar asupan nutrisi yang tercukupi dan potensi keberhasilan diet Anda.
Pastikan olahan produk nabati yang dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan nutrisi hari Anda sehingga kesehatan tubuh tetap terjaga.
Cari Alternatif Makanan Pengganti
Menjalani diet vegetarian membutuhkan sedikit kreativitas untuk menemukan alternatif menu dari produk hewani.
Temukan makanan pengganti dalam produk hewani yang juga dapat meningkatkan nafsu makan. Misalnya, Anda dapat menggantikan daging pada sup dengan kacang-kacangan dan tahu.
Cek Label pada Kemasan Makanan/Minuman
Mengecek label kemasan pada makanan atau minuman menjadi salah satu cara diet vegetarian yang perlu dilakukan. Dengan begitu, Anda dapat memastikan apakah makanan tersebut mengandung produk hewani atau tidak.
Kebiasaan ini memang akan cukup merepotkan di awal. Namun, seiring waktu dan konsistensi, hal ini akan menjadi hal mudah.
Itulah pembahasan tentang diet vegetarian yang terdiri dari beragam jenis untuk menyesuaikan preferensi masing-masing orang. Selain memperhatikan menu makanan yang dikonsumsi saat menjalani diet vegetarian, penting untuk memastikan kebutuhan cairan tubuh tercukupi dengan minum air putih.
Pastikan untuk mengonsumsi air putih sebanyak kurang lebih 2 liter per hari. Pastikan #AQUADULU sebagai pilihan air minum berkualitas, sebab tidak semua air itu AQUA.
AQUA memiliki kandungan mineral alami dari 19 pegunungan terpilih di Indonesia dan bebas dari pencemaran. Tidak hanya itu, sumber air AQUA mempunyai lapisan pelindung yang menyaring air secara alami untuk memastikan kualitas airnya terjaga sampai ke tangan konsumen. Hal tersebut membuat AQUA terasa dingin alami meski tidak didinginkan.
Perlu diketahui pula bahwa seluruh produk AQUA telah bersertifikat Halal dan memenuhi standar keamanan pangan sesuai persetujuan BPOM dan SNI, sehingga AQUA aman dikonsumsi.
Dan, sebagai produk asli Indonesia yang telah menjadi pilihan keluarga selama lebih dari 50 tahun, AQUA telah bermitra dengan 15.000 pengusaha kecil menengah di Indonesia melalui AQUA Home Service.
Jadi, yuk #AQUADULU! AQUA 100% Indonesia, 100% Halal, dan 100% Murni.
Baca juga: Mengenal Apa itu Diet Plant-Based dan Manfaatnya bagi Tubuh
Referensi: