Cuaca panas tidak hanya menyebabkan rasa haus dan meningkatkan produksi keringat, namun juga sejumlah alergi, namun juga dapat memicu sejumlah masalah kulit, seperti urtikaria kolinergik atau ruam panas (heat rash). Beberapa orang bisa mengalami kemerahan dan ruam akibat peningkatan suhu tubuh.
Biasanya, kemunculan alergi cuaca panas bisa hilang dengan sendirinya. Namun, tidak jarang gejala yang dirasakan menimbulkan ketidaknyamanan dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Lantas, bagaimana cara mengatasinya? Untuk memahami penanganan alergi cuaca panas dengan tepat, simak pembahasan di bawah ini.
Penyebab Alergi Panas
Ketika musim kemarau tiba, suhu di luar ruangan yang panas kerap kali memicu produksi keringat berlebih. Akan tetapi, beberapa orang justru memiliki reaksi lain terhadap cuaca panas. Bagi yang memiliki alergi cuaca panas, gatal-gatal yang disertai ruam merah bisa bermunculan.
Peningkatan suhu tubuh akibat olahraga berat, makanan pedas, atau cuaca panas dapat memicu ruam dan gatal-gatal pada sebagian orang, terutama mereka yang memiliki kondisi seperti urtikaria kolinergik. Di sisi lain, alergi musiman yang dipicu oleh alergen di udara, seperti serbuk sari atau tungau debu, lebih sering menyebabkan gejala seperti bersin, hidung tersumbat, dan mata berair.
Pada cuaca yang panas, reaksi alergi juga kerap bermunculan akibat terjadinya pelepasan alergen di udara. Tanaman tertentu menghasilkan lebih banyak serbuk sari, kelembaban tinggi dapat berdampak pada pertumbuhan spora jamur, dan pertumbuhan subur tungau debu di saat cuaca panas. Kombinasi ketiga faktor tersebut dapat memicu masalah pernapasan dan ketidaknyamanan selama beraktivitas di luar ruangan.
Gejala Alergi Panas
Tanda-tanda alergi cuaca panas biasanya muncul pada bagian tubuh yang terekspos, seperti wajah, dada, punggung tangan, dan lengan. Secara umum, gejala alergi panas yang dapat diamati adalah ruam kulit dan kemerahan. Ruam bisa berbentuk bentol-bentol kecil yang menyerupai gigitan nyamuk dan biduran. Pada kebanyakan kasus, ruam dapat hilang dengan sendirinya setelah beberapa jam.
Selain kemerahan dan bentol-bentol pada kulit, beberapa gejala alergi panas lainnya yang perlu diperhatikan adalah:
- Sering bersin.
- Hidung berair atau tersumbat.
- Batuk.
- Mata gatal dan berair.
- Pembengkakan pada lapisan kulit dalam (angioedema), biasanya muncul di area sekitar wajah dan bibir.
- Sakit kepala.
- Peradangan saluran pernapasan, utamanya pada penderita asma.
- Kesulitan bernapas.
- Kelelahan karena reaksi tubuh melawan alergen.
- Mual.
- Muntah.
- Diare.
Baca juga: Ketahui Dampak Gelombang Panas bagi Kesehatan & Cara Hadapi
Cara Mencegah Alergi Cuaca Panas
Peningkatan suhu di luar ruangan saat musim kemarau atau musim panas menyebabkan peningkatan debu dan tingkat kelembapan. Selain itu, banyak alergen dari berbagai sumber di luar ruangan yang terbawa oleh udara. Sebagai langkah antisipasi, Anda bisa mencoba mempraktikkan langkah-langkah berikut:
- Menutup jendela dan pintu setelah masuk ke rumah.
- Memakai masker ketika beraktivitas di luar untuk mencegah masuknya serbuk sari ke hidung dan mulut.
- Membersihkan rumah secara rutin untuk mengurangi penumpukan debu.
- Menggunakan air purifier untuk membantu menghilangkan alergen di udara.
- Mencuci seprai dan boneka dengan air panas untuk membunuh tungau debu.
- Menyedot debu pada karpet dan gorden.
- Menggunakan dehumidifier untuk menjaga level kelembapan dalam ruangan.
- Mengenakan pakaian yang longgar dan menyerap keringat dengan baik.
- Mengompres kulit yang kepanasan dengan air dingin.
Cara Mengatasi Alergi Cuaca Panas
Secara umum, alergi cuaca panas bisa hilang dengan sendirinya setelah beberapa jam. Ketika suhu tubuh menurun, gejala alergi panas pun dapat reda. Namun, apabila kondisi gatal-gatal di kulit maupun gejala lainnya tidak kunjung membaik, sebaiknya ajukan konsultasi ke dokter.
Adapun cara mengatasi gatal karena alergi cuaca panas yang biasanya disarankan oleh dokter adalah pemakaian krim steroid atau lotion yang mengandung kalamin, konsumsi obat antihistamin, dan pemberian suntikan alergi. Jika merasakan nyeri, bengkak, dan kemerahan pada kulit yang tak kunjung hilang, dokter akan merekomendasikan penanganan lanjutan.
Itulah pembahasan seputar alergi cuaca panas yang dapat menambah wawasan bagi Anda dan keluarga dalam menjaga kesehatan bersama. Gatal-gatal atau kulit kemerahan akibat cuaca panas biasanya sembuh sendiri ketika suhu tubuh kembali normal setelah beraktivitas di luar. Namun, jika efek cuaca panas tersebut tidak kunjung hilang, maka konsultasikan kondisi Anda ke dokter.
Meskipun tidak merasakan efek alergi pada tubuh, Anda perlu mengantisipasi dampak cuaca panas lainnya, seperti kekurangan cairan akibat dehidrasi. Untuk itu, sediakan AQUA DULU sebelum beraktivitas di luar ruangan. Agar mudah dibawa, pilihlah AQUA botol 600 ml yang memiliki kemasan praktis.
Ingat ya, tidak semua air itu AQUA lho. AQUA diambil dari 19 sumber pegunungan terpilih di Indonesia sehingga mengandung mineral alami dan memiliki lapisan pelindung yang membuatnya bebas dari pencemaran.
Selain itu, AQUA terasa dingin alami tanpa harus didinginkan sehingga dapat memberikan kesegaran dan melegakan dahaga ketika cuaca panas. Sebagai produk asli Indonesia, AQUA juga bersertifikat Halal, BPOM, dan SNI sehingga dijamin aman untuk dikonsumsi. Jadi, jangan lupa untuk #AQUADULU ya. AQUA 100% Murni, 100% Indonesia, dan 100% Halal.
Baca juga: Berapa Kebutuhan Air Minum saat Cuaca Panas yang Diperlukan?
Referensi: